Ikatan Dosen Katolik Indonesia (IKDKI) sukses menyelenggarakan Webinar dengan tema “Peluang dan Tantangan Model Pembelajaran di Era Metaverse” pada Sabtu (21/5/2022) pukul 14.00 hingga 17.00 WIB.
Acara ini dipandu oleh Rektor Institut Bisnis Nusantara (IBN) Dr. MF Christiningrum, Ak.CA. dan dimoderatori oleh Dr.Y.Johny Natu Prihanto.
Sebelum webinar dimulai, Romo Ary membuka acara dengan berdoa kemudian dilanjutkan dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya.

Adapun pembicara pada Webinar ini adalah Aldi Raharja M.Eng sebagai Head of Blockhain Solution Metaverse Core Tema WIR Group. Dr. Ir. Lukas MAI, CISA, IPM sebagai perwakilan dari Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya Jakarta, Prof. Dr. Meyliana,S.Ikom., M.M., CDMS, CBDMP dan Prof. Dr. Ir. Agustinus Purna Irawan IPU Asean Eng yang merupakan Rektor Universitas Tarumanegara Jakarta.

Dalam webinar ini, Aldi Raharja M.Eng sebagai pembicara perdana menjelaskan definisi metaverse yang merupakan virtual dan realitas yang saling berinteraksi dan mempengaruhi satu dengan yang lainnya. Kedua hal tersebut fokus pada interaksi. Bedanya adalah bagaimana teknologi bisa mendukung bayangan tersebut.

Beberapa proyek metaverse yang sudah dijalankan perusahaannya sekitar kurang lebih 1000 proyek di 20 negara. Hal ini akan terus berkembang dan menjangkau wilayah negara lainnya secara lebih luas. Menurutnya, seiring dengan perkembangan waktu, metaverse Indonesia akan bekerjasama dengan fungsi-fungsi yang dijalankan oleh pemerintah, pelaku usaha dan masyarakat umum demi pengembangan kualitas hidup bersama. Ia menjelaskan sejarah metaverse yang mulai viral sejak tahun 1992 dalam novel Snow Crash oleh Neal Stephenson yang menginspirasi perkembangan metaverse.

Kini, metaverse juga sudah diterapkan di beberapa bidang pendidikan, misalnya sebuah lab yang khusus untuk labster. Selain itu terdapat aplikasi Gather.town yang menggunakan karakter avatar sebagai representasi kehadiran peserta didik dan tenaga pengajar.
Dalam pembahasan ini juga menekankan bahwa metaverse akan mampu meningkatkan kualitas pendidikan sebab dapat meningkatkan proses kognitif peserta didik yang terlibat.

Senada Aldi, pembicara kedua Dr. Ir. Lukas MAI, CISA, IPM mengatakan bahwa di masa mendatang, manusia akan terbiasa dengan dualisme yakni sesuatu yang virtual yang akan dilihat secara nyata. Kegiatan ini sudah dilakukan di UNPAD yang mengembangkan laboratorium virtual keperawatan pertama di Indonesia pada masa pandemi. Hal ini membantu bidang medis untuk tetap dapat melakukan praktek pembelajaran secara virtual.

Di sisi lain, Prof. Dr. Meyliana,S.Ikom., M.M., CDMS, CBDMP menyoroti dampak perkembangan metaverse terhadap berbagai jenis pekerjaan baru yang muncul. Oleh karena itu perlu penyesuaian terhadap berbagai hal baru yang muncul akibat metaverse. Prof. Dr. Ir. Agustinus Purna Irawan IPU Asean Eng yang merupakan Rektor Universitas Tarumanegara Jakarta juga menyoroti hal yang sama dan mengajak peserta untuk menyadari dampak dari perkembangan metaverse yang tidak dapat dihindari. Tidak tertutup kemungkinan bahwa di masa mendatang manusia akan lebih percaya pada sistem daripada percaya kepada manusia lain. Selain itu, sistem diprediksi akan lebih canggih daripada manusia sebagai pencipta dari sistem karena peran dari manusia semakin diminimalisir. Namun, langkah jitu menyikapi metaverse yang sudah semakin berkembang adalah dengan membekali diri dengan berbagai kemampuan yang dimiliki dan memperkuat interaksi yang terjalin antar manusia di dunia nyata. Bagaimanapun, metaverse adalah hal nyata yang berkontribusi positif untuk memajukan sitem pendidikan yang diprediksi akan lebih berkembang secara lebih cepat dan melesat. Di masa mendatang, kurikulum akan dibagi secara personal, bukan kelompok sehingga mahasiswa pintar dan rajin akan lulus lebih cepat dibandingkan mahasiswa yang malas. Selain itu penilaian dalam proses pembelajaran akan dilakukan secara cepat dengan sistem yang semakin canggih dan Virtual classroom akan mampu menjawab pertanyaan yang bisa membantu menjawab pertanyaan dari mahasiswa. Plagiarsim dibantu dengan Turnitin dan teknologi sejenis. Pembelajaran akan berlangsung secara lebih menyenangkan dan memuaskan mahasiswa.