Ikatan Dosen Katolik Indonesia (IKDKI) merayakan hari jadinya yang keenam pada tahun 2025 dengan semangat memperkuat peran dosen Katolik dalam dunia pendidikan tinggi.

Dalam rangka perayaan tersebut, Ketua Umum Dewan Pengurus Pusat IKDKI, Prof. Dr. Ir. Agustinus Purna Irawan, bersama jajaran pengurus DPP IKDKI, melakukan audiensi dengan Menteri Hak Asasi Manusia Republik Indonesia, Natalius Pigai, di Jakarta, Selasa, 21 Oktober 2025.

Pertemuan tersebut berlangsung dalam suasana akrab dan penuh semangat kolaboratif. Prof Api menjelaskan bahwa di ulang tahunnya yang keenam ini, IKDKI sudah terbentuk di 15 wilayah. Jumlah ini akan terus bertambah mengingat IKDKI adalah wadah pertama untuk para dosen dan tenaga pendidik di tingkat perguran tinggi.

Prof. Api juga menegaskan bahwa perayaan ulang tahun ke-6 ini menjadi momentum terus menyemangai anggota IKDKI untuk memberi dampak nyata di tempat karya masing-masing.

“Kami ingin agar IKDKI dapat menjadi mitra strategis pemerintah dalam membangun generasi yang cerdas, beretika, dan memiliki komitmen terhadap kemanusiaan,” ujarnya.

Ia menambahkan, IKDKI siap berkontribusi dalam penelitian, publikasi ilmiah, dan kegiatan pengabdian masyarakat yang menumbuhkan nilai-nilai kemanusiaan universal.

Audiensi ke Menteri HAM

Menanggapi hal itu, Menteri Hak Asasi Manusia, Natalius Pigai menyambut baik semangat apa yang sudah dilakukan oleh para dosen Katolik melalui wadah IKDKI.

“Negara membutuhkan dukungan dari berbagai elemen masyarakat, termasuk para akademisi. Saya melihat dosen-dosen Katolik memiliki semangat kemanusiaan yang kuat dan kapasitas akademik yang bisa membantu memperkuat nilai-nilai HAM di dunia pendidikan,” kata Pigai.

Ke depan, kerja-kerja kolaborasi antara IKDKI dengan pemerintah perlu diperkuat lagi agar dapat memberikan layanan pendidikan yang berkualitas bagi para mahasiswa di perguruan tinggi. Ruang kolaborasi lewat seminar, diskusi publik, atau hal-hal lainnya, sangat diperlukan.

(Steve Elu)