Ketua Umum DPP Ikatan Dosen Katolik Indonesia (IKDKI) sekaligus Direktur Program Pascasarjana Universitas Tarumanagara dan Rektor Eksekutif Insitut Tarumanagara, Prof. Dr. Ir. Agustinus Purna Irawan, M.T., M.M., I.pP.U., ASEAN Eng, hadir sebagai narasumber dalam Seminar Nasional yang diselenggarakan oleh Ikatan Dosen Katolik Keuskupan Agung Medan (IDKKAM).

Seminar Nasional yang mengusung tema “Transformasi Pendidikan Katolik di Era Digital dalam Mewujudkan Indonesia Emas 2045” ini berlangsung di Gedung Catholic Center, Medan, Sumatera Utara, Selasa, 20 Mei 2025.

Bersamaan dengan dalam acara tersebut juga diadakan Misa dan pengukuhan Pengurus Ikatan Dosen Katolik Keuskupan Agung Medan (IDKKAM). Misa sendiri dipimpin oleh Uskup Keuskupan Medan, Mgr Kornelis Sipayung OFM.Cap.

Pada kesempatan ini, Prof Api, demikian sapaan akrab untuk Ketua Umum DPP IKDKI, menjelaskan tentang kehadiran IKDKI yang saat ini sudah berusia lima tahun. Ini adalah wadah bagi dosen Katolik untuk bisa membangun jejaring dan kolaborasi.

IKDKI Medan 2025

“Kolaborasi dengan berbagai pihak, apalagi dengan sesama dosen Katolik seperi IDKKAM, akan sangat penting untuk semakin meningkatkan kapasitas kita sebagai dosen. Dengan peningkatan kapasitas kita sebagai dosen, maka kontribusi kita bagi pendidikan di dunia kampus dengan sendirinya akan meningkat juga,” ujar Direktur Program Pascasarjana Universitas Tarumanagara dan Rektor Eksekutif Insitut Tarumanagara ini.

Ketua Umum IKDKI mengajak semua dosen Katolik di Keuskupan Agung Medan (KAM) untuk bergabung dalam IKDKI dan membentuk IKDKI Wilayah Sumatera Utara, sehingga dapat membangun interaksi dan kolaborasi dengan sesama Dosen Katolik dari Seluruh Indonesia.

Hingga sekarang, IKDKI terus mengepakkan sayap ke berbagai wilayah di Indonesia dan menjadi jembatan penghubung antardosen Katolik dan pemerintah serta berbagai institusi untuk terus bertransformasi mengikuti kebutuhan zaman.

“Dunia pendidikan kita terus berubah. Kebijakan pemerintah terus berubah. Mahasiswa di kampus-kampus berubah, sekurang-kurangnya semua sudah serba digital. Dosen pun harus bisa menyesuaikan diri dengan perubahan-perubahan ini,” tegas Prof Api.

Narasumber lain dalam seminar ini, Prof. Dr. Syawal Gultom, M.Pd menegaskan hal serupa. Menurutnya, transformasi pendidikan tidak cukup hanya dengan adopsi teknologi, tetapi harus menyentuh aspek paradigma berpikir, karakter, dan kemanusiaan dalam proses belajar-mengajar.

“Transformasi pendidikan bukan sekadar digitalisasi, tetapi perubahan mendasar dalam cara kita mendidik. Kita perlu menghasilkan generasi yang tidak hanya cerdas secara intelektual, tetapi juga memiliki karakter kuat dan mampu bersaing secara global dengan tetap berakar pada nilai-nilai kebangsaan dan kemanusiaan,” ungkap Prof. Syawal.

IKDKI Medan Terbentuk

Ketua Panitia, Dr. Parlaungan Gabriel Siahaan, M.Hum, menjelaskan bahwa seminar ini adalah kesempatan baik bagi para akademisi Katolik untuk merefleksikan peran mereka dalam menghadapi tantangan era digital.

Seminar nasional ini dihadiri ratusan peserta, yang terdiri dari dosen Katolik Perguruan Tinggi Negeri dan Perguruan Tinggi Swasta, para kepala sekolah, dan guru dari yayasan pendidikan Katolik se-Keuskupan Agung Medan.

Seluruh rangkaian acara ditutup dengan pemberian ulos kepada Prof Api dan Prof Syawal oleh Uskup Agung Medan Mgr Kornelis Sipayung OFMCap, sebagai tanda kasih dan penghargaan.

(Steve Elu)