Dewan Pengurus Pusat Ikatan Dosen Katolik Indonesia (DPP IKDKI) melakukan audiensi dengan Wakil Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Kemdiktisaintek), Prof. Dr. Fauzan, M.Pd., di Gedung Kemdiktisaintek Jakarta, Jumat, 12 September 2025.
Audiensi tersebut dilakukan dalam rangka mengenalkan IKDKI ke Kementerian dan Lembaga terkait, dan persiapan untuk menyambut ulang tahun IKDKI, yang akan jatuh pada November 2025 mendatang.
Ada dua peristiwa penting yang akan dirayakan oleh IKDKI tahun ini. Pertama, ulang tahun keenam sebagai sebuah organisasi. Kedua, ulang tahun pertama sebagai organisiasi yang telah diakui secara resmi oleh negara, dengan terbitnya akta organisasi diari Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia.
“Maka kami mulai berani bergerak untuk mengenalkan diri kepada kementerian atau lembaga. Dengan terbitnya surat tersebut kami lebih berani untuk keluar dan berkolaborasi,” ujar Ketua Umum DPP IKDKI, Prof. Dr. Ir. Agustinus Purna Irawan atau yang akrab disapa Prof Api.
Prof Api menjelaskan, hal yang mendasari kehadiran IKDKI adalah keprihatinan bahwa selama ini para dosen Katolik belum memiliki sebuah wadah sebagai tempat di mana masa depan mereka dipikirkan dan difasilitasi.
“Kalau perguruan tinggi sendiri, Katolik sudah punya Asosiasi Pendidikan Tinggi Katolik atau APTIK. Kalau guru, sudah ada Komisi Pendidikan, baik di tingkat Konferensi Waligereja Indonesia maupun di tingkat keuskupan. Sementara dosen dan tenaga kependidikan ini belum ada yang urus. IKDKI hadir untuk mengurus yang belum terurus itu,” kata Prof Api.
Wamendiktisaintek, Prof Fauzan menanggapi hal ini apresiasi bahwa organisasi seperti ini memang diperlukan. Di Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi sendiri memiliki beberapa kebijakan yang nantinya dapat dikolaborasikan.
Ia mengatakan, setiap dosen mestinya bisa mengembangkan kompetensinya sehingga bisa membawa dampak kepada masyarakat kecil. Dosen-dosen mesti bisa menawarkan temuan dan pendekatan baru yang bisa berguna bagi masyarakat.
“Tagline kita sekarang adalah kampus berdampak. Maka, yang kita harapkan adalah para dosen Katolik bisa memiliki kompetensi di bidang tertentu agar bisa membawa dampak positif bagi masyarakat. Terutama di daerah-daerah 3T hal ini sangat penting,” pesan Prof Fauzan.
IKDKI sendiri sudah meranjang sejumlah kegiatan yang akan dilakukan baik di tingkat wilayah maupun pusat. Di tingkat wilayah, yang akan dijalankan oleh Dewan Pengurus Wilayah (DPW), diadakan seminar dan diskusi dengan berbagai tema; dilakukan secara bergilir. Saat ini, IKDKI sudah terbentuk di 14 wilayah di seluruh Indonesia.
Sementara di pengurus pusat akan menggelar Seminar, Talkshow, Pembuatan Buku, Pengabdian kepada Masyarakat, hingga perayaan puncak pada 22 November 2025.
(Steve Elu)
Leave A Comment